Mbojoklopedia: bima tempo dulu

Tampilkan postingan dengan label bima tempo dulu. Tampilkan semua postingan

Hikayat Wera : Sejarah, Sangiang dan Sihir

<p><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Nama Wera mempunyai khazanah yang kaya akan budaya, ritual dan mistisme. Sejak lampau, Wera juga dianggap sebagai tanah keramat, tanah tua yang masih menjaga eksistensi aura leluhur mereka, mempunyai jalan sejarah yang panjang dan menarik diulas dalam artikel sederhana ini, berbagai peristiwa dan tragedi sejarah di Wera memberikan kontribusi dalam narasi kesejarahan Bima, mulai dari perang Doro Cumpu hingga gendang keramat Waro Jali.</span></p><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvLhZH07Cdhb9pBV50sK3_954EY0b3zt7AKzJaC5-Clepx4EPeLjymG-E3GXMLbgvQCcrRGjWQxI7F410JOB-8VfcGh9hdUIZxrCOIrqNDsrjmWZ-1VNUH22JgMFT0OkvRrD5osSytrryFQhH0RIjvyMQo-egnYqLx-XMi7PMcScOgWAcJ-vNtsXXMMWdp/s1378/2ed0f4cd-b2e0-4ca4-9e55-06790f17ec8a%20(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1034" data-original-width="1378" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvLhZH07Cdhb9pBV50sK3_954EY0b3zt7AKzJaC5-Clepx4EPeLjymG-E3GXMLbgvQCcrRGjWQxI7F410JOB-8VfcGh9hdUIZxrCOIrqNDsrjmWZ-1VNUH22JgMFT0OkvRrD5osSytrryFQhH0RIjvyMQo-egnYqLx-XMi7PMcScOgWAcJ-vNtsXXMMWdp/w640-h480/2ed0f4cd-b2e0-4ca4-9e55-06790f17ec8a%20(1).jpg" width="640"></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: helvetica;"><i>Rombongan Gendang Waro Jali tahun 1925 (sumber gahetna)</i></span></td></tr></tbody></table><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;"><br></span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Masyarakat Wera terbagi dua etnis yang berbeda yaitu Dou Sangiang yang menempati areal pesisir, sedangkan Dou Wera yang menempati wilayah daratan dan Tawali sebagai epicentrum Wera secara keseluruhan. Komoditi Wera selain kuda yang mendiami daratan rumput, juga kerbau yang juga menjadi komoditas terbanyak dahulu.<span></span></span></p>

Hikayat Wera : Sejarah, Sangiang dan Sihir

Nama Wera mempunyai khazanah yang kaya akan budaya, ritual dan mistisme. Sejak lampau, Wera juga dianggap sebagai tanah keramat, tanah tua y...

07.50

Foto Kehidupan Donggo Masa Lampau

Foto Kehidupan Donggo Masa Lampau

Para wanita Donggo saat menghadiri acara di istana Kesultanan Bima tahun 1924, foto ini di ambil oleh seorang Fotografer bernama Tilema. ...

11.29

Pekerja di Bima Tempo Dulu

Orang Bima pada zaman dulu pekerjaan tetap dalam keseharian mereka yaitu berhubungan dengan alam sekitar, pengelolaan sumber daya lokal yang menjadi komoditi perdagangan hingga kebutuhan mereka sehari-hari. berikut beberapa foto tempo dulu para pekerja di Bima tahun 1900-1940 dari koleksi <i>Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen, </i>Belanda :<br>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="486" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN-hJXcs7mruePFoxbmdslbz7Y68dwYAfCWtMhPkKlCsCjxflbpm0Y38LZqL8L1Y68xNJi1xB12aBGD0-SYtOBYNb-nOEvhDaLvdP89GHsPACPNg8VfAjiiow543l1fqYeGb1-yF15GcLt/s640/Bima+Dulu7.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pedagang Kerbau, sejak dulu kerbau Bima menjadi komoditi yang sangat menggiurkan dalam pasaran, sejak zaman Perang Dunia II, kapal-kapal perang eropa singgah di Teluk Bima untuk membeli kerbau buat konsumsi para tentara perang. transaksi sering dilakukan di tengah laut berhubung dulu sekitar tahun 1900-an belum dibuat pelabuhan yang memadai. </span></td></tr></tbody></table>

Pekerja di Bima Tempo Dulu

Orang Bima pada zaman dulu pekerjaan tetap dalam keseharian mereka yaitu berhubungan dengan alam sekitar, pengelolaan sumber daya lokal yang...

08.44

Lebih Dekat Dengan Sultan Muhammad Salahuddin Lewat Foto Dulu

Lebih Dekat Dengan Sultan Muhammad Salahuddin Lewat Foto Dulu

Sultan Muhammad Salahuddin di lahirkan pada tanggal 14 Juli 1889, anak dari Sultan Ibrahim Sultan Bima ke 13 dengan Permaisurinya yang be...

14.47

Menatap Masa lalu Asi Mbojo Lewat Foto Dulu dan Kini

Peninggalan berupa istana merupakan bukti sejarah yang sangat penting ketika berjayanya suatu kerajaan atau kesultanan pada eranya. Istana adalah symbol kekuatan sosial-politik kehidupan suatu bangsa. Dalam artikel ini penulis akan mengulas kisah tentang Asi Mbojo dalam rangkaian secarik kertas yang berupa beberapa foto-foto pada masa lalu dan kini.<br>
<br>
Asi atau Istana dalam bahasa Bima di ambil dari kata yang berarti “mengeluarkan”, dimana segala kebijakan dan perintah dari para Raja dan Sultan dikeluarkan di Asi. Penyebutan Asi juga mempunyai makna sebagai symbol suci bagi Suku Mbojo, yang dimana kepercayaan mereka bahwa roh suci para leluhur hinggap di atap-atap istana dan hingga kini istana sangat keramat bagi masyarakat Bima, berikut ulasan singkat dan foto-foto Asi dari tahun ke tahun :<br>
<br>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwUo7iuDrgQ1fX5w1Bk0g1Qy3vaxWETAGbx2rvzvGhyDpojm5ZTtlgploi6usiQn0fo68W-vPQshms05krRddMyMmvmJIXn7ZaLWOX_XfdfbfNX3jJPUMtGS8ztYfTpABS2riJt4O3DpaQ/s1600/foto+istana+1.jpg"></div>
<br>
<b>Foto Asi Tahun 1899</b><br>
<br>
Pada foto ini terlihat Sultan Ibrahim yang sedang berbincang dengan rakyatnya, dan Asi kelihatan tampak modern dengan atapnya dari kayu dan ukiran-ukiran di tiang pintu, foto ini di ambil oleh seorang tim dari ekpedisi Siboga yang bernama Carl Weber, yang singgah di Bima pada pada tahun itu. Dilihat dari bentuk dan gaya arsitekturnya tampak istana ini mempunyai ciri gaya dari Bima itu sendiri, dengan adanya “Sampana” atau tangga yang menjulur kedepan rumah.<br>

Menatap Masa lalu Asi Mbojo Lewat Foto Dulu dan Kini

Peninggalan berupa istana merupakan bukti sejarah yang sangat penting ketika berjayanya suatu kerajaan atau kesultanan pada eranya. Istana a...

16.52

Kumpulan Foto Teluk Bima Dari Tahun ke Tahun

<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sejak abad 14 yang lalu hingga sekarang Teluk Bima sudah menjadi pusat perekonomian, ibarat kata Teluk Bima adalah jantung kehidupan masyarakat. Bagaimana tidak seluruh suplai Sandang, Pangan dan Papan semua melalui Teluk Bima. Dimana kapal-kapal dagang silih berganti datang untuk berdagang di teluk sebelum kendaraan darat ada.</div>
<br>
Teluk Bima pada dekade Kerajaan hingga Kesultanan semakin berjaya dengan jalur perdangangan lautnya, di mulai dari catatan seorang pelaut asal Portugis Tome Pires yang mengunjungi Bima pada tahun 1513 Masehi, mencatat saat itu pelabuhan Bima sudah ramai. Kemudian tahun 1821 seorang Botani asal Jerman yang bernama C.G.J Reinwardt datang ke Bima melalui jalur laut, saat dia tiba di Teluk Bima aktifitas perdagangan juga banyak terlihat. Hal itupun juga dikatakan oleh Heinrich Zollinger saat kedatangannya di Bima pada tahun 1847 Masehi.<br>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja8CqqwSthedMcnO5UhdCh3Qkp8OJfcww8IkmVpVh752pjs2kcPtIs1K04c0bQR_PXdyBHrI4jW1pViLIbZAXcVGBi9pNmiJ_KOET4Cl3jyPPO4NZSftnKLA8SFLyJZTbjf632okahsehyphenhyphen/s1600/suasana.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Sket suasana Teluk Bima di gambar oleh A.J Bik juru gambar pribadi C.G.J Reinwardt tahun 1821.<br>(Koleksi buku Reinwardt)</span></td></tr>
</tbody></table>
Teluk Bima bernama asli <i>Oi Ule</i> yang sudah tercatat dalam catatan Kerajaan Bima tahun 1673 Masehi, dimana Sultan Bima Abdul Khair Sirajuddin melakukan perjanjian Oi Ule dengan rakyat Bima. Di bawah ini simak beberapa foto Teluk Bima dari tahun ke tahun :<br>

Kumpulan Foto Teluk Bima Dari Tahun ke Tahun

Sejak abad 14 yang lalu hingga sekarang Teluk Bima sudah menjadi pusat perekonomian, ibarat kata Teluk Bima adalah jantung kehidupan masyar...

09.28

Dokumentasi Hanta Ua Pua Tahun 1928

Foto prosesi Hanta Ua Pua atau dalam bahasa Melayu di sebut Sirih Puan yang diadakan untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW dan masuknya Islam di Bima oleh para Kaum Melayu, Ua Pua dimana Penghulu Melayu di atas Rumah Mahligai atau dalam bahasa Bima "Uma Lige" di usung oleh 44 orang yang menandakan 44 kelompok asli Dana Mbojo (Bima).<br>
<br>
Berikut foto dokumentasi Hanta Ua Pua tahun 1928 yang di abadikan oleh Asisten Resident Bima O Horst.<br>
<br>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="464" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgal3fANpcHSwJkBaILM3hP48wxd1E2FWve7tBQ53_LKn0xIbg4Fo34d1UUrJ8suZE7-jWU7nmPbWZmGNBSxnyLrEYd7PAcP_EiWos3t13faYXcNmarahkTdaTNz36xJchUQuduqIBAtDXE/s1600/sirih_poean_9.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640"></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kavaleri pasukan kuda Kesultanan Bima bersiap memasuki Istana.</span></td></tr></tbody></table>

Dokumentasi Hanta Ua Pua Tahun 1928

Foto prosesi Hanta Ua Pua atau dalam bahasa Melayu di sebut Sirih Puan yang diadakan untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW dan ma...

20.22

Rombongan Haji Pulau Sumbawa Tahun 1915

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<br />
Penduduk di Pulau Sumbawa sejak abad 17 sudah melakukan ibadah Haji dengan menggunakan kapal laut, perjalanan yang begitu lama memakan waktu hingga 6-8 bulan lamanya, Bima sejak dulu sudah berhubungan dengan tanah suci Mekkah di mulai dari Syekh Abdulgani Al-Bimawi, dalam catatan para Ulama Jawa abad 19 menceritakan Syekh Abdulgani Al-Bimawi merupakan Ulama asal Bima yang melakukan perjalan menuju Mekkah untuk ibadah haji dan sekaligus menuntut ilmu, kemudian Sultan Bima ke - 14 Sultan Ibrahim membeli sebuah rumah di Mekkah sebagai wisma pelajar Bima yang menuntut ilmu disana.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYygAcoSfgrKcPbtL4iUo7V6mIvD2g8vDPNj2SVC7lG2mGezLQBbcRAdZHBBN_mMPJNiLJBRyxGpn443YDt0ZMJ5BZGFOtwJjkeoOItXQTdlWJd9r0zjjbuDFv5qX6z8kKeTkkBWqj2POf/s1600/orang+Bima+naik+haji_5.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Rombongan
 Jamaah Haji dari Pulau Sumbawa saat di kantor Konsulat Hindia Belanda 
di Jeddah, foto di ambil oleh Prof. Dr. C. (Christiaan) Snouck Hurgronje
 </span></span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Berikut Mbojoklopedia sajikan foto-foto dokumentasi Jamaah Haji rombongan Pulau Sumbawa karya J.J. (Jan Jacobus) van Lonkhuijzen
                        
                        
                        
                        
                        
                         saat pulang dari Mekkah dengan mememakai kapal Rochussen milik Belanda. 
                            
                            
                            
                        </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" dek="" di="" dompu="" haji="" ima="" jamah="" kapal="" oncontextmenu="return false;" pulau="" rombongan="" saat="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtSSL2ElQ1N2-NG8R-VWCTxhqI1i6WY-FlI3MHm-nFjX9Tv5Pn9IEiA4mr8FrDIVWbQXrMpIcbDIfdn0-pZsaKXi9wbfAKaaaPf3UwOojxOTs4K22X71g0Sy25ThdevJq7bVeKidX4BBjU/s1600/orang+Bima+naik+haji.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" sumbawa="" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Rombongan Jamah Haji Pulau Sumbawa (Bima, Dompu, Sumbawa) Saat mengangkut barang mereka di dek kapa</span>l</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghFMvmZJ_s21d5heiwCn4M-2oUqCGSaGwdEKaNSVTtBn1RjWJqjTn4Vx0VjXI-q90GplhEftowVL80Wvuf1eXdtAG4Pp6_vNbYTbSq-8l35EWIKB-O2NQb8khtnwCoz8zx3qwO5EqN7B7h/s1600/orang+Bima+naik+haji_2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Rombongan Jamah Haji Pulau Sumbawa (Bima, Dompu, Sumbawa) Saat di dek kapa</span>l</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ6h99cOZpKB1FFPhiQRU5MqhrrSHuvNyfw2vdJHK_zeiYFEiF_FxQUc-7zX2n2f2IsklLcm8ohal9LIBGll-TDOx1nj1cFC8ARLwaSxTGX0gpX71t6XGQyADCQtQuYAm4U6NNk9Ol1-xF/s1600/orang+Bima+naik+haji_3.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;">Rombongan Jamah Haji Pulau Sumbawa (Bima, Dompu, Sumbawa) Saat di dek kapa</span>l</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv7vXGmYK6nSKNN2q2iwKrI4Me6uFnJld4Sfa9zDQTfg4GKQAW64sXgGQf1hipBN4vKcJWBeuVCFU3FfRi9_NhIV1rf9iKwUNdobbYt_cOJALY394-o2qeb793g2UTcTBG7R02kdX_CfSX/s1600/orang+Bima+naik+haji_4.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;">Anak-anak r</span>ombongan Jamah Haji Pulau Sumbawa (Bima, Dompu, Sumbawa) Saat di dek kapa</span>l</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Sumber : Tropen Museum Belanda</i></div>

Rombongan Haji Pulau Sumbawa Tahun 1915

Penduduk di Pulau Sumbawa sejak abad 17 sudah melakukan ibadah Haji dengan menggunakan kapal laut, perjalanan yang begitu lama memakan ...

13.45

Menyusuri Sejarah Raba Tempo Dulu

<span id="goog_392170277"></span><span id="goog_392170278"></span>Raba sebuah kota kecil yang terletak di sebelah timur Kota Bima yang dimana dulunya merupakan sebuah ibukota kabupaten Bima sebelum menjadi wilayah Kota Bima tahun 2003. Jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 dimana Raba merupakan sebuah kota kecil yang dihuni oleh bangsa eropa dan wilayah perkantoran perdagangan Hindia belanda untuk wilayah Indonesia timur.<br />
<br />
Awal didirikannya kota Raba pada abad 18 dan diperkirakan sekitar tahun 1774 M sejak Sultan Abdul Hamid (1773-1817) memulai kontrak dagang dengan VOC untuk perdagangan kayu dan ternak, inipun di dukung oleh salah satu monument VOC di Raba yang di perkirakan dibangun tahun 1780, tetapi bukti sejarah monument itu telah hilang mungkin hancur. (<i>Ibid. Iman dan Diplomasi, serpihan sejarah kerajaan Bima</i>).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="425" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVK3EITFKIxLJaVq7Rg46pqWhlIJM8f2F93fI2IEqVOiOtoMCXyBCRsowdaBMi1sdZBajtbGMWPcNMF0eOarq8sdv_5Vw3jh1uzQYaQYUX3s-ujyJ3aoqvI1NYpjOw3qhsog5FL2cS9ZdY/s1600/Bima-Raba+4.png" width="640" /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Foto : Sultan Muhammad Salahuddin , I Gede Anak Agung Presiden NIT dan C.W. Schüller  didepan monumen VOC di Raba pada tahun 1947</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Setelah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dibubarkan pada 3 Desember 1799 M dan diganti dengan berdirinya Hindia Belanda di Batavia, Raba dari zaman ke zaman berkembang menjadi hunian bangsa eropa dan banyak berbagai Fetor (pemimpin distrik/wilayah Hindia belanda) mulai ditugaskan di Bima dan berkantor di wilayah Raba.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMn4PXZV8rFWjJCmAWJEZT9doHLbq6cCsjRNKCVsR3IeYJl92n_PG-w4BimDcSPteNK1zmvy-JutTZ4HRDcQvYVZrG8GB3u53NeXUcda7UMldURS76AHofvA3_2pegftyeeRecL2dQIsYb/s1600/Bima-Raba+9.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : View Raba, terlihat bangunan pusat komunikasi tahun 1930</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Kesultanan Bima memasuki awal abad ke 20 saat Sultan Ibrahim (1881-1915) menjabat sebagai Sultan Bima yang ke 13 memperbaharui kontrak perdagangan dengan Belanda, inilah awal Raba berkembang menjadi sebuah kota kecil nan indah saat itu dimana bangunan-bangunan ala eropa mulai berdiri di Raba dan kendaraan-kendaraan bermesin mulai ada di Raba.<br />
<br />
Sejak itu perkembangan Raba layaknya sebuah kota yang sangat modern dengan rumah gaya arsitektur eropa dan gaya hidup modern para penduduk indo-eropanya di dukung udara Raba  yang sangat sejuk, sehingga Raba juga disebut sebagai fila tempat  peristirahatan para pejabat Hindia Belanda.<br />
  <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKoNLhMIzJwq7j6vJOLGDZxti_MdZ0YN0iB3RcWL8qDU_VKNq4mPa1eN5KgWTbYuUUYGpFFgtd9lXNVHc8pkRtl4nJXYgEJrcV56YAb3qw2uidaqJ134ihibdTExLp42hH1uASFvbQWI0O/s1600/Bima-Raba+3.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : para penduduk Raba bangsa Eropa tahun 1927</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3F0JOIKjyjIXAoBzDBb0fm51SL9AG6-7UsxKkG3MXtKwLgPtfCd8gnhOqY2s3laY4Kvb2-2ddmYG0QhVVjKtdSXIT0Z9wYNPqDHeWAjT83d5f1hRG1sYTNiJsFm_w8GjZLytft8wxuWA1/s1600/Bima+-+Raba+1.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Foto : saat makan siang bersama di rumah Fetor Raba Meneer Evers tahun 1927</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Setelah  sekolah  HIS (Holand Indiesch School) mulai di dirikan tahun 1925 perkembangan Raba menjadi pusat pendidikan di Pulau Sumbawa, banyak pelajar dari Dompu dan Sumbawa berdatangan untuk menimba ilmu di Bima.  Berbagai macam olah ragapun sering diadakan di alun-alun Raba,  saat memasuki kemerdekaan Indonesia tahun 1945 Raba menjadi pusat perkantoran kota Swapraja NIT (Negara Indonesia Timur) dan tahun 1951 Raba mulai berganti menjadi kota administratif tingkat II Kabupaten Bima*.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAVU6t7cK9I47ixihlTxH7TdG9ekIEuKDMGh-NYZlTwiOv76ABwZXl0FckMphei-VgX7k3RtjTA5-i2ZiEuAJEm09ICGS_xTNhZiG6gweadZrjAgIRL1zWatq4-hzN9L-yxLFcprlMqPyX/s1600/Bima-Raba+7.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : rumah pejabat Hindia Belanda di Raba tahun 1927</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO18UH04y0QEv6i-R7CwsMiYuRNVMvYj_I_Fp3L3o66galKFaCyEvav20xLJpjn_1mf8jePq_4ELwrVgX9n4kZhDLha5CwCPnTGhUExlUbRx5CGH2lhvzNCbFVCnY2XFZsRbqGHZafFStj/s1600/Bima-Raba+5.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : murid-murid HIS (Holand Inlandshe School) di Raba tahun 1925</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgID5PAdIDOorKyBOXmQQje_rbLDrBR7zQMCm69uCRfeS6tklDrfvc6psdTQ9csSmJn81bnVoY8_5SKemm0ZUExlWbs3t1HdpAwgy5B5n852Nb8RfZYX3F1jtG6O277lyFhqRnLZXbWAsu8/s1600/Bima-Raba+2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : Sultan Muhammad Salahuddin dan Raja Bicara Abdul Hamid, saat foto bersama tim sepak bola Bima di alun-alun Raba tahun 1927</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipP34F0C00u3yPv31_cvin2B9xlcrr-iy5fEEXprH0yrIP6lvJgUj7JnJn2HJfvKMK8PHm7oCAyjQs0xtCwWq1GsoCAj0cHzbOfy7bLF583yidTxhSl0_Twk_ogaV4qdP6PLXeOzSkiGOm/s1600/Bima-Raba+8.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : pembukaan acara "pasar Malam" PPKB di Raba tahun 1927</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKiA-Ik9_zd8UTey3I2fknfKBsXLqVMUAlP4FXnqCwqCHoPZZ_tFO5-Ymu2FWhEQLGP0luUjxiabroK-tsaw8ektMD4P6T36a3rUNOOxi7j3LTkEr38SmMsFN2yDXP0XzuI5ylGxKm6v0z/s1600/Bima-Raba+6.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">Foto : pejabat Hindia Belanda duduk santai menikmati udara segar di alun-alun Raba tahun 1925</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<i>*dari berbagai sumber</i><br />
<i>sumber foto KITLV is an institute of the Royal Nederlands Academy  </i>

Menyusuri Sejarah Raba Tempo Dulu

Raba sebuah kota kecil yang terletak di sebelah timur Kota Bima yang dimana dulunya merupakan sebuah ibukota kabupaten Bima sebelum menjadi ...

11.08

Bima Pada Waktu Tahun 1899

<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Foto Bima tahun 1899 yang di foto oleh tim ekspedisi Belanda yang datang mempelajari tentang kelautan Hindia Belanda, foto ini saat tim ekspedisi singgah di teluk Bima.

</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1UIRkC2P5bfxZ-RoN7oBayG3Ut12CUdSXKs-g0W9RG4Yyi2Qw0o2RBlRQuWvSy80kuHRtNUocLjbsmaxHAGxm1LpEqYGGwyPyVx_D7nXd1nhY9YF0o6rvo3mzJJVB8VBy3FPODPMsleeL/s1600/Bima+1.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">view teluk Bima (Oi Ule), tampak kapal tim ekspedisi Belanda</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="425" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4VBWxoTdBfiOadhjrex3i5JYweXCy5n1PvmxIXQZ4U0BjEr5Q_Ujz1ccyap7OB7Xa_0FwshrAsDJpqYQSQv_RIUle0H5pWFevnaiTiecmlWxOlqWruK2Vr3kiL3FIeH3e4zt3FPBeUwvC/s1600/Bima+2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">view gunung Soromandi di teluk Bima (Oi Ule)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju5Q7-0DsXbV5ma_W4qH0Sc9epUeiVY4zDLv0EiVKK9KdJFWku9gWVDqUC8bRHsO0GD7q5ylmxQVcdWk1BjgSurajH-b1QANMad2j1V9BMUryOCV5KTSPz5AR5RoBuP0PhFLYipDBZg_dT/s1600/Bima+3.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">view gunung Ule</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMpJh97migEnPApCXkvHLMo6k521FJMgTm65tMCGj1bdrfmcIZPlz2LC3SYLrGZB25vGaoXuECZSD3e_-FWQMvh1BLHmJk5rVQhmYZgSX6JeZU2piz7gQ3NfUgAzYUwms7ShbJZfrmL2UX/s1600/Bima+4.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">tampak sebuah rumah penduduk Bima yang terbuat dari bambu dan pohon kelapa di kampung Benteng</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsJr7zQi0DB5PSbbSNJPe-Uu7ZUX0_ZNVMPfuYnT37-vWxJ-gbDDIRcXlku8Svo5MgQHv_1Od3oGQMSPtEvaCGr40tujKIwb9Ghc8_GiqujBrz3_C0jej9L8ohYgPqfYVklvywWDgIDzuF/s1600/Bima+5.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">View dari 
pelataran benteng, yang terletak di Bima. Bagian dari pasukan lokal 
ditunjuk. Di bagian tengah, komandan benteng dan pos pemegang Bima, Mr 
Brugman. Di sebelah kanan adalah dua anggota ekspedisi dalam pakaian 
tropis, termasuk Mr JW Huysmans.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha6vVG00fDIuOWu1z39xoZo0kaUfwUc49RlCedca3rQWv6UJKEPMFbr7mH3TduRJ_cFu-LFWAQ2LmDZL6vTKlLre-oZlFpIdhipDkhY9YkN4W_dnIrO010wlKgvT58N2QBqK53nwFUfTnA/s1600/Bima+6.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">Foto Asi Kalende istana Raja Bicara di kampung Na`e (sekarang kampung Pane)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="426" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCRe8rSqbWPWn-yETdU6E9tQKtdb83K1fx6pJ5IG-RlsFGK8dV8CKUW1jPW1HAasgpoq6VpJxLr-MFu30HZ-fK6E9ygL1iSAkY9hTpozuyol3ULkoLGTTJUT_JH2xNbJJsB7TZNSjVAuZZ/s1600/Bima+7.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">F<span style="font-size: small;">oto Asi Mbojo istana kesultanan Bima, tampak Sultan Ibrahim di tengah </span></span><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">rakyat Bima sedang berbicara</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>sumber foto oleh University Of Amsterdam</i></div>

Bima Pada Waktu Tahun 1899

Foto Bima tahun 1899 yang di foto oleh tim ekspedisi Belanda yang datang mempelajari tentang kelautan Hindia Belanda, foto ini saat tim eksp...

21.08

Foto Penganugerahan Silver Star Kesultanan Bima Tahun 1924

penghargaan Silver Star merupakan  penghargaan kerajaan dari Hindia Belanda untuk prestasi orang tertentu.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="484" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcrbevjthtI95ctfXM_lrDdT5_3us1AVzh3NSlNtiV8hyphenhyphenCBpXfsxVaNV4UaVojbQf-7L-dfDqW5qVvSR5MiEbiayyXDQ0NP37gO6oCzS7wKgFdDSb6ZLi4_ButgHOCxyebI_WWLHphtvq2/s1600/Bima+Tempoe+Doeloe.jpg" width="640" /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="484" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOrTI5VowzImgMpe_4F4dlDyZkpB_0rZe8LqlhZE8DfA-gwwCnPsIsUZlXCLhYnAMW8Qw3bKvT8pGqSAumaMfuXfOkD8U7eUVgOUV26ROIwbRSNURLMcT-ncONkSkb-5JegVnp-jElYPu9/s1600/raja+bicara.jpg" width="640" /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="484" oncontextmenu="return false;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKtxbGfaQencM3ux1zP4YMvyl-2QRkji7N_zAmh_w2NY1TzbHb37dNPwbRy6PWTdwwApeBzZsZYvOI8VcnTt1mjhnXz8qs1WEanBgVWF6T2jPVQAReimzHYCRasjVixKLVc6a0_4pOZior/s1600/pejabat+istana+kesultanan+Bima.jpg" width="640" /></div>

Foto Penganugerahan Silver Star Kesultanan Bima Tahun 1924

penghargaan Silver Star merupakan penghargaan kerajaan dari Hindia Belanda untuk prestasi orang tertentu.

10.12

ADS