ADS

Ncuhi adalah sebuah jabatan kepala masyarakat lokal Suku Mbojo yang juga berarti kepala suku, Ncuhi sudah adalah sebelum Kerajaan Bima terbentuk pada abad 12 masehi. Dahulu disebut zaman Ncuhi. Setelah Kerajaan Bima terbentuk kebaradaan Ncuhi masih tetap pada fungsinya yaitu sebagai ketua komunitas masyarakat terlebih yang menempati areal pegunungan. Dari ratusan Ncuhi yang tersebar di Bima terdapat lima Ncuhi tertinggi yang mengepalai lima wilayah masing-masing daerah kekuasaan mereka yaitu Ncuhi Dara bagian Bima tengah (sentral pemerintahan), Ncuhi Doro Wuni bagian Bima timur (pusat pertanian dan peternakan), Ncuhi Banggapupa bagian Bima utara (pusat maritim), Ncuhi Parewa bagian Bima selatan (pusat militer) dan Ncuhi Bolo bagian Bima barat (pusat keagamaan).

Ompu Ncuhi, atau biasa di sapa dengan nama Ama Siri sedang menjelaskan leluhur Mbawa di Rumahnya Desa Mbawa (Foto : Mbojoklopedia)

Ncuhi dalam bahasa Bima lama yang mempunyai makna yaitu awal dari segala kehidupan tempat masyarakat bernaung. Setelah Islam mulai masuk dan Kerajaan Bima menjadi Kesultanan Bima pada tahun 1640 masehi, Ncuhi diganti dengan jabatan “Patarasa” yang berarti kepala Desa atau menjabat sebagai “Bu’mi” sebuah jabatan yang mewakili masyarakat di istana. Namun di era sekarang masih terdapat satu komunitas masyarakat yang tetap mempertahankan tradisi mengangkat seorang Ncuhi yaitu di Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. Tradisi menempatkan Ncuhi sebagai kepala masyarakat hanya digunakan sebagai fungsional adat istiadat setempat.

Yoseph atau dikenal dengan Ompu Ncuhi merupakan seorang Ncuhi di Desa Mbawa, Donggo. Ompu Ncuhi diangkat menggantikan ayahnya sebagai Ncuhi sebelumnya di tahun 2000, dalam tradisi mengangkat seorang Ncuhi di tataran masyarakat Mbawa, Ompu Ncuhi menjelaskan bahwa pemilihan seorang Ncuhi haruslah dari seorang yang memang keturunan dari Ncuhi yang sebelumnya, seperti halnya sistem Monarki pada kerajaan. Seorang Ncuhi haruslah mempunyai ilmu yang cukup dan bijaksana dalam menangani komunitas masyarakatnya. Dahulu Ncuhi adalah imam tertinggi dalam agama lokal Suku Mbojo namun sekarang di Mbawa, imam tertinggi adalah seorang Romo yang tinggal gereja, kata Ompu Ncuhi.

Ompu Ncuhi memeluk agama Kristen Katolik, masuknya agama Kristen di Mbawa dimulai sejak tahun 1920-an oleh seorang misionaris Jerman. Hingga kini ada tiga agama yang berkembang di Mbawa yaitu Protestan, Katolik dan Islam. Sejak dulu kerukunan umat beragama di Mbawa tetap terjaga dengan nilai kearifan lokal yang tetap dijaga oleh masyarakat setempat. Menariknya jika ada sesuatu acara adat yang dilaksanakan biasanya bertugas yang mendoakan yaitu para tetua yang beragama Islam.

Tugas Ncuhi sekarang yaitu hanya memimpin acara adat atau mewakili komunitas masyarakat Mbawa untuk menghadiri acara budaya maupun lainnya. Selain Ncuhi juga terdapat para tetua adat Desa Mbawa yang juga memimpin sebuah ritual atau acara adat lainnya, misalkan ritual Numpu Karodo yaitu ritual makan bersama dimana makanannya terbuat dari beras, kelapa, gula merah dan pisang. Ritual Numpu Karodo dilakukan ketika matahari jarang bersinar karena ketutup oleh mendung, karena padi atau gabah yang mereka jemur susah mengering supaya digiling menjadi beras untuk persediaan pangan di dapur mereka tetap ada.

Para tetua di desa Mbawa saat menyantap hidangan jamuan Numpu Karodo (Foto : Mbojoklopedia)

Ncuhi mempunyai peranan yang sangat penting dalam identitas budaya lokal Mbawa, peranan Ncuhi pada masyarakat merupakan sebuah simbol agama dan budaya dalam kerukunan yang terjalin selama ini, Ritual yang harus dipimpin oleh Ncuhi yang tidak bisa digantikan oleh orang lain adalah Raju, dimana sebuah ritual ketika musim tanam tiba juga ketika musim panen. Raju merupakan ritual syukuran masyarakat Mbawa kepada limpahan berkah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Raju hanya dilakukan dua kali dalam setahun, kata Ompu Ncuhi.

Ritual yang dilakukan sekarang kebanyakan sebuah ritual yang mengarah ke sebuah jamuan makan bersama, seperti Numpu Karodo dimana setelah hidangan di buat oleh para wanita kemudian di doakan tetua lalu hidangan tersebut dibagikan pada masyarakat yang hadir. Memang tidak bisa dipungkiri jika sebuah ritual dilakukan kebanyakan pemikiran kita akan mengarah ke sesuatu penyembahan kuno, namun lain halnya dengan yang dilakukan oleh masyarakat Mbawa, ritual mereka lebih mengarah ke pembagian makanan atau jamuan bersama.

Nanti ketika Ompu Ncuhi berakhir masa jabatannya atau sudahh berumur, maka nanti akan digantikan oleh anaknya. Biasanya juga Ompu Ncuhi kadang dipanggil Ama Siri yaitu yang berarti Bapaknya Siri, karena Siri adalah nama anak tertuanya seorang laki-laki yang kelak akan menggantikan Ompu Ncuhi sebagai seorang Ncuhi. Pengangkatan Ncuhi sekarang merupakan manifestasi kentalnya pelestarian budaya di Donggo yang menjadi cermin dari Suku Mbojo, pengangkatan Ncuhi adalah identitas budaya yang tetap dipertahankan oleh masyarakat Mbawa sebagai penghormatan mereka pada leluhurnya. 


Oleh : Fahrurizki



4 comments Blogger 4 Facebook

  1. selamat malam kak, apakah ada nomor WA redaksi yang bisa dihubungi. sebelumnya perkenalakan saya dewi, tinggal di jogja ingin mengetahui budaya bima.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bisa, riser tentang Lewa Ngali, atau Perang Ngali.
      Secara durasi lama, mirip Perang Diponegoro. Bukti-2 sejarah juga masih Ada makam Belanda & makam Bugis.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Terimakasih sharing ilmunya.

    Saya berkesempatan mewawancarai sesepuh dari Bima, yang saya tuangkan dalam sebuah artikel. (Lebih membahas Arsitektur nya)

    https://arsdesain.com/arsitek-tradisional

    https://arsdesain.com/panggita-uma/

    BalasHapus

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top