ADS

Benhur salah satu film kolosal yang berasal dari Hollywood, Amerika Serikat, garapan dari sutradara William Wyler yang diproduksi oleh MGM (Metro Goldwyn Mayer) pada tahun 1959, diangkat dari sebuah novel yang berjudul “Benhur : A Tale Of The Christ” dikarang oleh Lewis Wallace pada tahun 1880, dibintangi oleh actor Charlton Heston. Dimana film ini menceritakan kisah hidup seorang pangeran kaya yang bernama Judah Benhur, hidup di Yerusalem pada tahun 26 Masehi, bertarung dalam sebuah turnamen gladiator dengan kereta kudanya.

Poster Film Benhur tahun 1959 (Sumber : imdb.com)

Siapa yang menyangka bahwa film ini juga mempunyai sejarah produksi spekulasi dari kebangkrutan pihak MGM yang total produksi 15 juta USD, namun spekulasi tersebut menuai keuntungan dalam sejarah era perfilman Amerika tahun 1950-an yang mencapai 75 juta USD. Kehebohan film Benhur juga terjadi di Bima pada sekitar tahun 1969, dimana film tersebut diputar berulang-ulang kali di bioskop Bima.

Menurut penuturan dari Pak Syarifuddin (68) yang pada tahun itu dia masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA) bercerita, saat itu di Bima hanya ada satu bioskop yang dikenal dengan nama bioskop Merdeka, terletak di tengah kota Bima dijalan Sultan Hasanuddin. Bioskop semua proyektornya didatangkan dari Jawa dan juga dikelola oleh orang yang berasal dari Jawa pula, pemilik dari gedung itu bernama Haji Yasin seorang pedagang kaya asal Bima pada saat itu.

Saat itu tiket masuk bioskop hanya 5000 perak mata uang dulu yang masih digunakan oleh orang Bima, atau sekarang setara dengan Rp.50, banyak orang antri untuk menonton film Benhur, mulai dari anak kecil, dewasa hingga orang tua. Ketika film mulai diputar, sorak dan tepuk tangan dari para penonton membahana dalam gedung Merdeka saat itu, semua mata terfokus dan raut wajah yang menunjukkan keseruan saat aksi Judas Benhur menaiki kereta kudanya membuat kehebohan tepuk tangan dari para penonton, kenang Pak Syarifuddin.

Kehebohan aksi dari Judas Benhur dan kereta kudanya yang meraih 11 Oscar tersebut sangat melekat pada ingatan masyarakat Bima pada kala itu. Sehingga membuat suatu perubahan pada tradisi panggilan “Doka” yaitu kereta kuda alat transportasi yang berubah menjadi “Benhur”. Sebelum pemutaran film Benhur pada tahun 1969 saat itu kereta kuda lazim dipanggil Doka oleh masyarakat, yang ditiap pojok kota terparkir menunggu penumpang. Dahulu terminal berada disamping bioskop Merdeka di perempatan lampu merah kampung Bara jalan Sultan Hasanuddin disana dulunya berjejer Doka menunggu penumpang, kenang pak Syarifuddin.

Memasuki sekitaran tahun 1970-an seorang pengusaha transportasi yang bernama Teta Onyu merubah dan memodifikasi roda Doka yang sebelumnya dari roda kayu kemudian diganti dengan roda mobil lengkap dengan fir untuk pertama kalinya. Doka-pun berubah bentuk dan namanyapun berubah menjadi Benhur hingga sekarang.

Kendaraan Benhur yang sebelumnya bernama Doka angkutan tradisional masyarakat Bima (Sumber foto : mbojoklopedia)

Pada masa keemasan Benhur merupakan alat transportasi utama kala itu bersamaan pada tahun itu juga Bemo mulai masuk di Bima. Bemo adalah angkutan antar kota namun belum terlalu digemari oleh masyarakat, seiring zaman berkembang Tape mobil mulai diproduksi dan lagu-lagu diputar pada Bemo akhirnya lambat laun mulai digemari pada sekitaran tahun 1990-an. Persaingan transportasi di Bima membuat Benhur mulai tergeser, yang sebelumnya pada perempatan Daya Indah berjejer ratusan Benhur silih berganti terparkir menunggu penumpang.

Sekitaran jalan Bandeng kampung Sumbawa hingga jalan Anggrek kampung Sarae, debu yang berasal dari kotoran kuda Benhur bertebaran, tak ayal dahulu Bima dijuluki kota “Tai Kuda” karena saking banyaknya Benhur yang beroperasi. Namun kini kejayaan itu telah meredup dan jumlah Benhur yang parkir di perempatan Daya Indah atau pasar sangat sedikit dan gampang dihitung dengan jari. Semoga kejayaan Benhur kembali dengan suatu terobosan dijadikan kendaraan wisata untuk Kota Bima.


Oleh : Fahrurizki






0 comments Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top