Seorang Guru Besar ahli bahasa Nusantara di Universitas Leiden, Johan Cristoph Gerhard Jonker atau biasa di sebut Jonker, lahir pada 24 Juni 1857 di Amsterdam. Pada usianya yang 25 tahun Jonker mendapat gelar Doktoral Hukum pada Universitas Leiden dengan disertasinya mengenai tentang Hukum Pidana di Jawa “Over Javaansch Strafrecht”tahun 1882.
Kemudian pada tahun 1885 Jonker mendapatkan gelar Doktor keduanya dalam bidang Bahasa dan Sastra di Universitas Leiden juga dengan disertasinya Een Oud-Javaansch Wetboek, Vergeleken Met Indische Rechtsbronnen.
Tahun 1885 Jonker di tugaskan ke Makassar oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai pegawai pemerintah (ambtenaar) urusan bahasa-bahasa daerah. Jonker di tempatkan untuk urusan bahasa wilayah Hindia timur hingga tahun 1901, pegawai urusan bahasa ini bertugas untuk mentranslitkan bahasa setempat seperti surat-surat yang ditujukan kepada Gubernur dari para Raja atau bangsawan setempat.
Kemudian tahun 1893 Jonker melakukan penelitian menuju Bima untuk menghimpun grup bahasa Bima-Sumba yang masih mempunyai sub bahasa yang terkait (Bimaneesche Spraakkunst. I: Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen 48(3). Batavia - 's Hage. sid.5). Bima – Sumba grup masih termasuk dalam 17 kelompok bahasa Autronesia yang meliputi Manggarai, Sumba dan Bima dalam penelitian Jonker.
Di tahun yang sama (1893) Jonker menerbitkan sebuah kamus “BIMANEESCH-HOLLANDSCH WOORDENBOEK” yang di cetak di Batavia dengan halaman sebanyak 134. Tidak hanya satu karya buku itu saja Jonker menulis sastra Bima, kemudian tahun 1894 Jonker menerbitkan karya sastra cerita-cerita rakyat mbojo (Bima) yang di beri judul “BIMANEESCHE TEXTEN” di cetak di Batavia dengan halaman sebanyak 487.
Bimaneesche Texten bukan hanya berisi cerita-cerita rakyat Bima tapi juga berisi kalimat-kalimat Do`a dan Peribahasa dengan memakai bahasa Bima setempat, misalnya pada halaman 26 – 31 pada Bimaneesche Texten yang menceritakan antara perselisihan antara Mertua dan Menantu atau dalam judulnya “Mpama Riyana Ma Labo Ridona”. Dalam cerita tersebut di kemas antara perselihan dan humor.
Kedua karya Jonker yang sangat monumental tersebut sangat membantu berbagai tesis mengenai sastra di Bima hingga sekarang karya para sastrawan lokal banyak terinspirasi dari beliau. Tanggal 26 bulan Juni 1919 Guru Besar bahasa itu menghembuskan nafas terakhirnya di Amsterdam dan meninggalkan begitu banyak karya-karya sastra dan hukum.
Oleh : Fahrurizki
0 comments Blogger 0 Facebook
Posting Komentar