ADS

Parang La Nggunti Rante sebuah parang dari Kesultanan Bima yang digunakan sebagai simbol penguasa sebelum keris Samparaja di gunakan olen para penguasa tanah Bima, parang tersebut mempunyai mitos tertentu pada pandangan masyarakat Bima karena memiliki atmosfer gaib yang kuat.

Parang La Nggunti Rante (sumber foto Hubert de Vries)

Tentunya dalam kepercayaan masyarakat lokal (Bima) parang ini adalah pelindung para raja atau Sangaji, memiliki simbol kekuatan kerajaan. Energi gaib sangat mewarnai kisah La Nggunti Rante yang disadurkan oleh para tetua tanah Bima, dipercaya bisa terbang dan lain-lain.

La Nggunti Rante diambil dari nama Bima yang berarti pemotong rantai secara harfiah yang berarti parang tiada tandingannya, dibuat pada era para raja Bima bergelar Batara (pelindung umat manusia).

Menurut Hubert de Vries Antropolog dari Universitas Of Amsterdam, bahwa parang La Nggunti Rante berasal dari Bali, dengan pengguna pertamanya adalah seorang raja bergelar Batara Sang Bima. berasal bisa juga berarti dibuat di Bali, namun oleh beberapa Arkeolog parang tersebut diperkirakan dibuat di Jawa pada era Majapahit.

Merujuk pada Hubert de Vries pengguna pertama La Nggunti Rante adalah raja dengan gelar Batara Sang Bima putra dari Batara Sang Loka, dilihat dari silsillah para raja yang berarti adalah Batara Matra Indarwarta putra dari raja Bima ke-V Batara Sang Loka (1300-1330) dikukuhkan pada tahun 1330 masehi sebagai raja Bima yang ke-VI. Hubungan diplomatic dengan Majapahit juga diperkirakan dimulai dari raja Matra Indarwarta.

Material dari parang La Nggunti Rante perpaduan dari tiga unsur yaitu Besi, Perak dan Tembaga. Sedangkan gagangnya terbuat dari kayu dan tanduk, panjang parang 28,5 cm dan lebarnya 5.4 cm.

Hubert menjelaskan simbol-simbol yang terdapat pada parang La Nggunti Rante diujungnya terdapat seeokor singa jongkok yang melambangkan bahwa parang tersebut adalah milik seorang raja atau ksatria tingkat tinggi, mungkin Panglima tentara tertinggi Bima. Lalu pada gagangnya terdapat burung phoenix yang melambangkan simbol kepala Negara atau Gubernur.

Ketika ada pertemuan dalam majelis kerajaan, sebelum dimulai terlebih dahulu La Nggunti Rante dibawah keliling pada tiap pejabat berhadapan dengan parang tersebut. La Nggunti Rante diletakan pada sebuah nampan lalu ketika berhadapan dengan seorang penghianat maka dia akan bergetar dengan sendirinya, tulis Michael Hitchcock, pada bukunya The Bimanese Kris: Aesthetics and Social Value.

Bukan hanya unsur gaib yang diwariskan La Nggunti Rante pada generasi sekarang, namun juga nilai-nilai edukasi yang sangat tinggi untuk menjadi media pembelajaran yang sangat sarat akan simbol dan material kuno.  


Oleh : Fahrurizki




0 comments Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top