Setelah menelusuri beberapa tempat di jalur utara Tambora seperti Kore, Piong, dan Manggelewa. Kemudian tim Exbi (Explore Bima) menyempatkan diri untuk melawat di daerah Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. Kilo mempunyai letak yang sangat strategis jalur perairan laut Flores yang juga jalur perdagangan abad 17 hingga sekarang, sebelum letusan Tambora menyapu bersih, Kilo merupakan salah satu Port penting yang pernah ada di wilayah tersebut.
Peran Kilo sebagai port jalur perdagangan untuk Kesultanan Dompu sudah lama berada, dan juga tertulis dalam catatan Daghregister VOC bulan Desember tahun 1670, dimana Jeneli Kilo dari Dompu beserta Syahbandar Bima menuju Batavia untuk membicarakan mengenai hubungan perdagangan.
Selain nelayan sebagian masyarakat Kilo juga menekuni pertanian, hingga hasil bumi dan laut sangat berimbang dan saaling mencukupi satu sama lain. Saat tim Exbi menyambangi Kilo (24/3/2015) dan melihat suasana dermaga yang begitu hidup dengan aktifitas para nelayan yang menimbang ikan hasil dari melaut tadi malam, juga aktifitas di pinggir lautnya dimana anak-anak sibuk memancing ikan. Yang uniknya anak-anak tersebut memancing ikan hanya menggunakan kail dan kain, katanya bahwa kain yang berwana mencolok tersebut sangat memikat perhatian ikan terutama ikan Bangkolo kata mereka.
Sehabis dari dermaga Kilo tim Exbi melanjutkan untuk berkeliling Kilo dan mengunjungi kuburan tua yang terletak di belakang Puskesmas Kilo, saat mengidentifikasikan kuburan tua tim secara kebetulan bertemu dengan salah satu tokoh masyarakat Kilo yang bernama bapak Ismail yang juga sudah lama meneliti tentang kuburan tua tersebut.
Dalam penjelasannya Bapak Ismail menceritakan bahwa kuburan tua itu ada dua kemungkinan yaitu pertama kuburan para pedagang Arab sekaligus Mubalig karena beliau berpendapat bahwa dulu Kilo juga menjadi pelabuhan perdagangan tempat para pedagang Arab singgah untuk menjajakan dagangan mereka.
Kemudian pendapat yang kedua yaitu kuburan seorang pelaut ulung, dimana mayat pelaut itu dikuburkan oleh awak kapalnya saat singgah di Kilo. kuburan tua itu merupakan kuburan Islam yang menghadap utara dengan panjang tiga meter dan lebar satu meter lebih.
Kata Bapak Ismail kuburan tua ini pernah beliau usulkan untuk menjadi Cagar Budaya pada tahun 1983, sebagai warisan sejarah Kilo kuburan tua itu juga memberikan kebanggan tersendiri bagi warga Kilo bahwa kejayaan eksistensi Kilo dalam pentas sejarah Nusantara yang terlihat dari kuburan tua itu sangat terawat dan terjaga.
Kuburan Tua di Kilo |
0 comments Blogger 0 Facebook
Posting Komentar