ADS


Segala keindahan dan irama awal musim hujan di Bima sangat menakjubkan dedaunan mulai nampak hijau memoles dan menghiasi tanah Bima semakin cantik, dan yang paling menakjubkan yaitu dikala musim hujan datang dimana para petani mulai menanam padi di atas gunung (sawah tadah hujan) awal musim hujan, yaitu sebuah tradisi Suku Mbojo yang disebut Oma menetap dan bertani di atas gunung sampai musim panen tiba.

Sabtu pagi jam 7.30 Wita, kami (Jelajah Bima) berangkat menuju Lela dimana rekan kami telah menunggu, karena janji jam 6 pagi untuk star bersama Deden, salah satu rekan kami yang mempunyai lahan di atas gunung Lela.

Semua kebutuhan dan konsumsi telah disiapkan, kamipun mulai mendaki gunung Lela untuk menuju lokasi tempat berlangsungnya kegiatan penanam tersebut, perjalanan menuju lahan itu kami menyususri bukit kecil dengan ketinggian kurang lebih 400 mdpl. Lamanya perjalanan kurang lebih 50 menit untuk menuju lokasi lahan.

Lahan itu akan di garap oleh para Panati yaitu orang yang di bayar untuk menanam padi. Tapi menanam padi ini bukan menanam seperti biasanya, nantinya dikala mereka saat menanam akan di iringi oleh musik tradisional dengan Gambo (alat musik).

Tradisi menanam yang di iringi oleh musik tradisional itu disebut Sagele dan Arugele, dimana para Ibu-ibu itu menanam benih padi dan gerakan mereka serentak bersamaan mengikuti irama Gambo yang dimainkan oleh seorang pemain Gambo yang memang di bayar khusus oleh pemilik lahan yang akan di tanami. Pemain Gambo tersebut juga bertugas sebagai instruktur yang mengarahkan arah untuk menanam.

Pemain Gambo dengan peralatan yang sederhana yaitu sebua Aki, Toak kecil serta Ampli yang dibuat sendiri di gantung di samping untuk memudahkan dia berjalan sambil memainkan Gambo yang sangat menarik sekali untuk di saksikan.

Karena lahan tadah hujan tidak rata jadi penanaman dilakukan dengan cara terlebih dahulu di mulai dari atas dan berakhir di bawah. Setelah di bawah para penanam itu bisa beristirahat dulu sejenak sambil mendengarkan irama Gambo yang dimainkan.

Dengan peralatan yang disebut Cu`a dan kantong untuk menaruh bibit padi yang terikat di pinggang mereka, para Ibu-ibu tersebut dengan lincahnya menanam sambil mengikuti irama Gambo yang dimainkan. Selain Gambo yang dimainkan biasanya juga menggunakan Biola dengan ditambah seorang penyanyi, tapi berhubung ketika itu sang biduanita-nya sakit jadi hanya Gambo yang menemani Sagele tersebut.

Sambil menunggu para Ibu-ibu Sagele yang beristirahat di bawah, kamipun menggunakan waktu itu untuk istirahat di gubuk yang sangat nyaman dengan view teluk Bima dari kejauhan dan sejuknya udara pegunungan. Ternyata Deden telah menyiapkan beberapa makanan yaitu ayam bakar dan sambal yang sederhana tapi sangat menggigit (pedas).

Lahan yang akan di tanam itu luasnya kurang lebih 2 hektar besarnya, dan kemampuan para Ibu itu sangat luar biasa lincahnya, bayangkan sambil jongkok mereka menanam benih padi dengan berjalan mundur menuruni turunan lahan gunung itu. Saya sangat kagum melihat keuletan mereka sambil mendengarkan alunan musik Gambo yang menghilangkan lelah mereka.

Simak Video Sagele - Arugele disini



0 comments Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top