ADS


Setelah dari Oi Marai tim Explore Bima melanjutkan perjalanan menuju labuhan Kananga dan Pulau Satonda, rute menuju labuhan Kananga bisa di bilang sangat baik walaupun beberapa ruas jalan yang belum di aspal. Keindahan alam menuju Labuhan Kananga tidak kalah indahnya dengan piong dan Kawinda To`i.

Jam menunjukkan pukul 15.00 sore hari tim memasuki KTM (kota Terpadu mandiri) transmigrasi Kecamatan Tambora, kabupaten Bima. walapun jalan tidak beraspal tapi tanahnya sangat baik tidak begitu berlumpur dan berlubang.

Memasuki Kawinda Na`e pemandangan laut Flores Nampak terlihat sangat luas dan indah, di kawinda Na`e pemukiman penduduk berada di sepanjang menuju Labuhan Kananga, jadi tidak perlu takut untuk berbelanja kebutuhan anda. Di antara perbatasan desa kawinda na`e dan Sori Bura terdapat air terjun, sangat mudah menemukan air terjun tersebut karena pemerintah setempat sudah memasang papan informasi.

Memasuki desa Sori Bura sepanjang perjalanan kita bisa melihat aktifitas para nelayan yang menjaring ikan di sepanjang pantai dengan menggunakan perahu kayu tradisional.
Setelah 30 menit dalam perjalanan akhirnya tim Explore Bima tiba di desa Labuhan Kananga, dan kamipun mencari tempat untuk membangun tenda di dekat pantai Kananga, pantai yang sangat bersih dengan pasirnya yang hitam dan di pantai tersebut kita dapat melihat pulau Satonda.

Setelah sore hari di pantai Labuhan Kananga sangat menakjubkan menikmati matahari yang terbenam di balik pulau Satonda, dan juga kita dapat melihat masyarakat yang mincing di pinggir pantai dan di laut yang menggunakan perahu-perahu tradisional.

Memasuki malam hari kamipun bersiapuntuk membuat makan malam ala kadarnya dengan ditemani oleh suara ombak dan semilir angin suasana makin mengasyikkan, dari kejauhan halilintar menyinari pulau Satonda, sehabis makan malam tim duduk di pantai menikmati suasana malam di labuhan Kananga sampai jam 12 malam dan tim mulai beranjak ke barugak tempat beristirahat dan tidur.
Pagi harinya suasana Labuhan Kananga tambah eksotik kicauan burung yang sangat merdu terdengar dengan jelas, dan tim-pun mulai mempersiapkan sarapan karena jam 8 pagi sudah janjian dengan Bapak Ahmad Umbu yang punya perahu untuk berangkat ke pulau Satonda, setelah jam 8 kamipun menuju pantai, disana Bapak Ahmad Umbu telah menunggu dengan perahunya yang dobel mesin.
Karena jumlah anggota tim ada 7 orang maka perahu diharuskan mengangkut dua kali jalan ke Satonda, tapi itu tidak masalah bagi anggota yang lain untuk menunggu giliran karena tidak akan bosan karena bisa menikmati aktifitas nelayan di pantai.

Dalam Naskah BO Kerajaan Bima menceritakan kedatangan seorang dengan julukan Sang Bima pertama kali menginjakkan kakinya di timur yaitu di Satonda yang berarti awal berpijak, di satonda terdapat istana raja naga dan mempunya seorang putri bernama dewi tasi naga yang menikah dengan sang Bima, kemudian anak-anak mereka menjadi raja di Bima

setelah semua tim sampai di pulau Satonda dan kamipun langsung beranjak untuk ke atas bukit ketika dalam perjalanan menuju di puncak bukit semua energi terkuras dan lelah untuk mendaki di satonda, dalam perjalanan bertemu dengan seorang yg sangat membantu memberikan motivasi yg sangat energik "teruslah mendaki walaupun lelah itu akan terobati bila kalian sukses mencapai diatas sana" katanya, hatipun tergerak untuk melangkah mencapai keindahan satonda, halangan dan rintangan terus kami lalui dan...kamipun sampai di atas dan......waaoowwwww ternyata orang itu benar semua terobati dengan keindahannya.

Puncak bukit Satonda
Setelah dari bukit kamipun turun dan pergi beristirahat di pinggir danau air asin Satonda, dari keterangan penjaga bahwa kedalaman danau mencapai 70 hingga 80 meter dalamnya, di sana ada sebuah barugak untuk tempat beristirahat, di pinggir danau terdapat pohon batu yaitu pohon-pohon yang di ikatkan sebuat batu, sepenggal kisah pohon batu di satonda awal tahun 90-an rombongan turis mancanegara berkunjung ke satonda, mereka datang menikmati keindahan surga di bumi atau dalam bahasa portugis "ceu na terra", untuk menandakan bahwa mereka pernah datang di pulau yang indah dan unik dengan danau air asinnya ini, maka mereka mengikat benda apapun di pohon yang tepat berada pinggir danau untuk menandakan bahwa mereka pernah datang ke tempat ini.

Salah satu tim Explore Bima mengingkat batu di pohon batu
Hamper dua jam kami menikmati suasana pulau Satonda dan Bapak Ahmad Umbu sudah siap menunggu kami dengan perahunya, sepulang dari pulau Satonda kamipun akan menjutkan perjalanan untuk kembali ke Bima karena tanggal 21 akhir dari Eksplorasi Semenanjung Sanggar dan satonda sebagai destinasi terakhir kegiatan untuk mempromosikan potensi wisata di lingkar uata mulai dari kecamatan Sanggar hingga Kecamatan Tambora.

0 comments Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top