ADS


Dari kota Bima menuju Piong kurang lebih memakan waktu 1 jam lebih, dengan terik matahari yang hangat khas dari timur, singgah di Desa Piong melepas lelah sejenak untuk menuju Desa Labuhan Kananga dalam rangka program pembagian wakaf Al-Quran 10,000  Gerak Bareng Community. Ketika pas tiba di desa Piong suasana desa pesisir yang sangat panas karena dekat dengan pantai, dari desa piong di arah barat sekitar 100 meter, terdapat mata air Tampiro tempat yang menarik untuk mendinginkan motor dan istirahat sejenak.

Sudah ada beberapa keluarga yang asik berpiknik, dan para remaja sedang asik mandi di dalam mata air begitu kami tiba di Tampiro. Tidak afdol ke Semenanjung Sanggar kalo tidak minum mata air dan membasuh wajah dengan kesegaran mata air yang letaknya tepat di pinggir pantai tersebut. Mata air ini sangat deras keluarnya, jernih dan dingin membuat kerokongan menjadi adem ketika di minum.
15 menit berlalu melepas lelah di Tampiro, lalu kami melanjutkan lagi perjalanan untuk menuju desa tujuan yaitu Labuhan Kananga. Jam tangan menunjukkan pukul 14.00 WITA perjalanan yang penuh tantangan dan diperlukan keahlian untuk menghindari jalan-jalan yang berlubang.

Sebuah motor bebek yang sudah  di modif khusus oleh masyarakat lokal menyalip dari belakang dengan gesit dan lincahnya dia menghindari jalan berlubang, mungkin karena sudah terbiasa,  melihat gaya mereka menghindari lubang bagaikan orang yang menari.

Sebuah gerbang bertuliskan jalur pendakian gunung Tambora Piong di sebelah kiri jalan menandakan kami sudah masuk di pelataran Padang Savana. Dengan latar gunung Tambora disebelah barat dan indahnya Doro Tabe di bawah lerengnya semakin mbuat harmoni lukisan alam Tambora sangat cantik. Tanpa basa basi melihat hamparan Savana, kamipun langsung mengeluarkan handphone dan kamera masing-masing.


Berfoto sekali dua kali sangat tidak memuaskan hasrat kekaguman menikmati Padang Savana Piong. Melihat tempat ini seperti membawa imajinasi bersafari di alam Afrika cuman yang kurang adalah Jerapah maupun Zebra. Little Afrika kami sebut, pesonanya sangat memanjakan mata, lelah telah hilang terobati oleh indahnya hijau dengan latar laut lepas perairan Flores.

Luar biasa indahnya semenanjung Sanggar, teringat 202 tahun yang lalu ketika Gunung Aram-aram atau lebih dikenal dengan nama Tambora meletus meluluh lantahkan seisi Pulau Sumbawa menjadi negeri antah berantah, namun sekarang bencana itu telah melahirkan alam yang sangat menawan dan indah dengan kekayaan vegetasi alam yang beragam dan unik.

Savana nan indah di tepian laut sangat seksi dan sayang jika tidak di abadikan. Bukan hanya membicarakan keindahan dan keunikannya namun di sini juga banyak nilai-nilai untuk sebuah edukasi geologi serta sejarah.

Banyak keindahan dan keunikan alam yang dimiliki oleh Tambora. Lingkar Utara memiliki berbagai macam keindahan dan situs peninggalan kerajaan Sanggar yang membentang sepanjang jalan dari Korea hingga Labuhan Kananga. Lalu di lingkar Selatan juga hal yang sama peninggalan dari kerajaan Pekat serta situs-situs lainnya, semua hal itu tinggal dipoles untuk meningkatkan wisata alam dan sejarah yang tetap terawat.(Traveller Kampung)



0 comments Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Mbojoklopedia © 2013. All Rights Reserved. Powered by Jelajah Bima
Top