Raja Bicara Abdul Hamid sekaligus Tureli Ngampo Kesultanan Bima, beliau dia angkat sebagai Raja Bicara tahun 1920 menggantikan pamannya Muhammad Qurais sepulang dari Bandung untuk menekuni ilmu pemerintahan, Abdul Hamid semasa mudanya banyak mempelajari ilmu-ilmu Agama, Pemerintahan, dan Seni.
 |
Foto Bersama didepan Asi Bou, sesudah doho sara, dari kiri Bumi Renda, Jeneli Woha Idris M. Djafar, Abdullah (adik Sultan), Nazaruddin (adik Sultan), Sultan Muhammad Salahuddin, Jenelis Sila, Raja Bicara Abdul Hamid, Bumi Luma Rasanae, Amakau Ollah (adik Raja Bicara).
|
 |
Raja Bicara Abdul Hamid dengan Jeneli dan Pegawai Fetor, saat di kantor Fetor Hindia Belanda di Raba. |
 |
Abdul Hamid saat di ruang kerja di kantor dan sekaligus rumahnya di Raba, beliau selain menjabat sebagai Raja Bicara dan Tureli Ngampo juga penasehat beberapa organisasi seperi PIR (Partai Indonesia Raya) dan ketua organisasi Gelarang Bima. |
 |
Para Jeneli Kesultanan Bima, saat rapat di kantor/ rumah Raja Bicara untuk memberikan laporan-laporan kerja dan kejadian diseputaran wilayah kejenelian |
 |
kantor/ rumah Raja Bicara di Raba, menjadi pusat yang menjalankan pemerintahan Kesultanan Bima dan pusat kegiatan kepemudaan dan organisasi (sekarang menjadi kantor veteran ). |
 |
Raba sebagai kota pemerintahan kesultana Bima dan Hindia Belanda, sebagaian bangunan di Raba di bangun oleh Abdul Hamid, seperti Masjid Baitul Hamid di Penaraga, Sekolah, asrama untuk para tamu Kesultanan Bima dan rumah sakit yang beliau cetuskan. |
kak mau tanya, sumber foto ni dapat dari mana saja? boleh bagi untuk keperluan tugas kah?
BalasHapus